Korelasi Koefisien Umur Terhadap Kuat Tekan Beton Yang Menggunakan Semen PCC (Portland Composite Cement)

Main Article Content

Ashari Ibrahim

Abstract

Korelasi umur terhadap kuat tekan beton yang digunakan sampai saat ini adalah yang dikeluarkan oleh Peraturan Beton Indonesia (PBI 71) dengan menggunakan jenis semen OPC tipe I yaitu : 3 hari = 0,46, 7 hari = 0,65, 14 hari = 0,88, 21 hari = 0,95, 28 hari = 1,00 dan 92 hari = 1,18. Masalah utama yang terjadi  di laboratorium maupun di lapangan adalah: nilai koefisien umur semen OPC tipe I digunakan juga terhadap beton yang menggunakan jenis semen PCC . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan umur dan kuat tekan beton dengan menggunakan semen PCC (Portland Composite Cement) berupa koefsien umur beton untuk dikonversi ke 28 hari. Pengambilan data diawali dengan  uji karakteristik agregat (pasir dan kerikil), mix design beton dengan menetapkan salah satu mutu beton yang umum diterapkan  pada  dunia konstruksi/diproyek yaitu  kuat tekan karakteristik 225 kg/cm2. Selanjutnya membuat benda uji kubus (15 x 15 x 15) cm dengan menggunakan semen PCC, kemudian dilakukan  perawatan  benda uji  dan pengujian kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 60 dan 92 hari. Kuat tekan yang dihasilkan dari tiap – tiap umur beton dibandingkan terhadap kuat tekan beton 28 hari sehingga diketahui korelasi antara umur dan kuat tekan dapat diketahui. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien umur beton yang berpedoman pada nilai kuat tekan rata - rata  masing – masing umur beton, dengan menggunakan semen PCC PT Semen Tonasa memberikan hasil berturut – turut :  umur 3 hari = 0,45, 14 hari = 0,84, 28 hari = 1,0, 60 hari = 1,12 dan 92 hari = 1,22. Demikian halnya dengan beton menggunakan Semen PCC PT Semen Bosowa memberikan hasil :  umur 3 hari = 0,47, 14 hari = 0,79, 28 hari = 1,0, 60 hari = 1,06 dan 90 hari = 1,20. Kedua jenis semen PCC tersebut menghasilkan nilai koefisien umur beton yang relative sama.

Article Details

Section
Articles

References

Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Pedoman Beton. Badan Penelitian dan Pengembangan PU.

------------, 1990. Tata Cara Pembuatan Rencana Campur Beton Normal.

SNI. T. 15-1990-03. Bandung: Yayasan LPMB

Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Jogyakarta: Andi.

Murdock, L.J. dan K.M Brook. Bahan dan Praktek Beton. Edisi Keempat. Terjemahan oleh Ir. Stephanus Hindarko. 1999. Jakarta: Erlangga.

Neville, A.M. 1981. Properties of Concrete. Second Edition. The English Language Book Society and Pitman Publishing, London.

Rahardianto,Trias dan Sugiharti.2008. Kajian Pemilihan Faktor Air Semen Optimal pada Kuat Tekan Beton. BISTEK Jurnal Bisnis dan Teknologi,volume 16, nomor 1.Dakses 4 Januari 2013.

Samekto, Wuryati dan Candra Rahmadiyanto. 2003. Teknologi Beton. Jogyakarta : Kanisius.

Wahyudi, L. dan Syahril A. Rahim. 1999. Struktur beton bertulang. Standar baru SNI T-15-1991 – 03. Jakarta: Gramedia.

Wangsadinata, Wiratman. dkk. 1971. Peraturan Beton Indonesia. Jakarta.

Wesli,Said Jalalul Akbar. 2011. Studi Korelasi Faktor Air Semen (Water Cement Ratio) dengan Kuat Tekan Beton Struktural.Teras Jurnal ,Vol.1,No.1.Diakses 4 Januari 2013.

Tjokrodimulyo, Kadiono. 2001. Teknologi Beton. Jakarta: Erlangga.